13 November 2007

Tantanganku Jurnalistik Teruji

Bukan perkara yang mudah mendapatkan suatu komentar ketika seorang jurnalis telah mengawalinya pemberitaan tanpa mengenalkan diri terlebih dahulu untuk mendapatkan sebuah tanggapan sebuah berita. Seperti yang aku alami. Sebagai seorang wartawan yang meliput Kabupaten Banjar tidak akan dilepaskan dari kasus kaburnya Abdul alias Adul dari LP Batu Nusakambangan Cilacap. Sebenarnya malam saat Adul kabur, kantor Mabes di Banjarmasin telah meminta kami sebagai wartawan daerah untuk memintai komentar dari pihak keluarga. Calling sana-sini hasilnya nihil. Namun terobati dengan berhasilnya menghubungi Sudarsono SH yang menjadi penasehat hukum Adul. Komentar Bla Bla. Berita aku ketik dan kukirim ke kantor Mabes Metro Banjar di Banjarmasin via modem. Keesokan harinya, aku bersama dengan Sigit Rahmawan Abadi (wartawan BPost) yang ngepos di Martapura mendatangi keluarga Adul yang ada di Cindai Alus, Tahap pertama aku hubungi Babinkamtibmas desa setempat, Britu Yanto. Dari dialah saya akhirnya dipertemukan dengan Ketua RT dimana keluarga Adul tinggal. Ngomong sana sini, kita dapat info, kakaknya berada di Loktabat, sekitar 1 km dari kantor Biro BPost Grup Banjarbaru. Datang ke sana, kita seolah-olah anggota polisi yang mencari informasi keberadaan Adul. Pengumpulan data, komentarpun tersusun. Singkat cerita kita mendapatkan data pendapat dan komentar dari kakak Adul. Sorenya berita disusun dan akhirnya keluar sebagai headline halaman satu di harian Metro Banjar. Rupanya siang harinya, Adul tertangkap dan pimpinan di Banjarmasin meminta kembali komentar dari kakak Adul. Karena saat itu Sigit sedang off, maka BPost mengutus Anita Kusuma W untuk ke rumah kakak korban. Karena aku pernah ke rumahnya, ia mengajak aku. Sesampainya di sana peristiwa yang tidak saya duga-duga terjadi. Sehari sebelumnya, kakak Adul menerima kedatangan kami dengan bersahabat, berubah 180 derajat. Ia menyatakan tidak terima berita yang menurut mereka mencoreng nama baik keluarganya diumbar-umbar ke media. Saat di tumah itu ada seorang lelaki berwajah sangar terus memandangi kita. Ketakutan akan mendapatkan serangan mulai nampak. Sebagai langkah antisipasi aku berada di belakang Anita. Mereka menanyakan maksud kedatangannya kembali ke rumah itu. Nita menjawab singkat memberitahukan bahwa Adul tertangkap kembali dengan kondisi selamat. Mendengar hal itu, raut muka anggota keluarga itu sontak berubah. Tidak ada komentar yang terucap dari keluarga itu. Kitapun tidak ingin berlama-lama. Pamit, kemudian kembali ke kantor biro.

Tidak ada komentar: